Pertama kalinya atas jasa seorang Thomas Alva Edison pada tahun 1879 yang telah menemukan lampu listrik. Kini, dalam rentang waktu yang begitu lama. Kurang lebih 130 tahun, telah diciptakan lampu pijar terkecil didunia oleh sebuah tim dari Institut NanoSystems Calyfornia UCLA.
Dengan menyatukan dua hal pokok dari teori fisika yang bertentangan, yakni termodinamika dan mekanika quantum, sebuah tim dari UCLA (Departemen Fisika dan Astronomi) yang terdiri dari Chris Regan, Yuwei Fan, Scott Singer dan Ray Bergstorm akhirnya menciptakan sebuah lampu pijar terkecil dari penelitian mereka dengan menyatukan termodinamika dan mekanika kuantum.
Lampu pijar ini memanfaatkan kawat pijar yang terbuat dari karbon single nanotube yang hanya selebar 100 atom. Dengan kasat mata, kawat pijar tak terlihat sama sekali ketika lampu dimatikan, tetapi tampak bagaikan titik cahaya kecil ketika lampu dinyalakan.
Kurang dari 20 juta atom, kawat pijar tabung nano cukup besar keduanya untuk menerapkan asumsi statistik dari termodinamika dan cukup kecil untuk mempertimbangkan sebagai sebuah molekular itulah yang disebut sistem mekanik kuantum.
Karena radiasi black-body dan skala ukuran (nano) adalah perbatasan antara kedua teori, kita berpikir hal ini adalah sebuah perjanjian sistem untuk diselidiki,” Regan mengatakan, “Tabung nano karbon yang digunakan sebagai lampu kawat pijar ideal untuk tujuan mereka karena kecil dan stabilitas temperatur yang luar biasa.”
Tabung-tabung nano Karbon yang ditemukan pada tahun 1991, menggunakan karbon dalam satu bola lampu bukanlah satu ide baru. Thomas Alva Edison pada bola lampu aslinya pun menggunakan kawat pijar karbon. Penelitian yang dilakukan oleh tim UCLA tersebut persis seperti Edison, kecuali kawat pijar mereka adalah 100,000 kali lebih sempit dan 10,000 kali lebih pendek, untuk satu total volume hanya satu dari 1 millyar pada Edison.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar