Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Archives

Kamis, Agustus 20, 2009

Hikmah Keseimbangan Penciptaan

Sebagai hamba Allah manusia di karuniai akal serta pikiran untuk dapat memilih tindakan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk kebahagiaan akheratnya tetapi juga untuk bertahan hidup di dunia untuk memamfaatkan lingkungannya sebagai sumber kekuatan ‘aqliyah, ruhiyah dan jasadiyahnya, sehingga ia dapat memperoleh kebahagiaan dunia sebagai khalifah yang bertanggung jawab. Untuk itu semua, Allah SWT. telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi serluruh manusia, secara garis besar, baik untuk ilmu keakheratannya yang rinciannya ada di dalam sunnah Rasul, maupun untuk ilmu keduniaan yang rinciannya berada di dalam Al-Kaun.

Dengan bimbingan Al-Qur’an manusia di arahkan agar mengkaji dan memahami fenomena alam yang ada di sekitarnya dan mengambil hikmah di balik rahasia yang tersembunyi di dalamnya, terutama hikmah di balik keseimbangan ciptaan-Nya.

Believe it Or Not, Dr. Tariq Al-Swaidan menemukan bahwa sejumlah ayat dalam Al-Qur’an satu hal di ulang sama banyaknya dengan bandingannya. Fakta menakjubkan, kata ‘pria’ di ulang sebanyak 24 kali, begitu pula kata ‘wanita’, 24 kali. Temuan ini di benarkan secara gramatik dan sekaligus matematis, yaitu 24=24. Artinya, pria sejajar dengan wanita. Subhanallah….Maha Suci Kitabullah. Terlebih lagi Sang Penciptanya Isinya tak terjangkau dengan takaran dan kemampuan akal manusia.

Dr. Tariq Al-Swaidan, dalam analisa lebih jauh dari semua ayat-ayat Al-Qur’an, menemukan bahwa kesamaan jumlah ini selalu konsisten, di mana satu hal di sebutkan sama sebagaimana pula lawannya. Dia di buat kaget dengan hasil temuannya : Dunia di ulang sebanyak 115 kali, Akhirat sebagai lawannya 115 kali. Malaikat 88, Setan 88. Hidup 145, Mati 145. Keuntungan 50, Kerugian 50. Manusia 50, Rasul 50. Iblis 11, Meminta perlindungan dari godaan Iblis 11. Musibah 75, Syukur 75. Spending (shadaqah) 73, Satisfaction (kepuasan) 73. Orang yang tersesat 17, Orang Mati 17. Orang-orang muslim 41, Jihad 41. Emas 8, Hidup yang mudah 8. Sihir 60, Fitnah 60. Zakat (pajak orang muslim yang di berikan pada orang miskin) 32, Menambahkan/memberi kekayaan 32. Pikiran 49, Cahaya 49. Lidah 25, Sermon 25. Kelemahan 8, Takut 8. Lebih menakjubkan lagi kita lihat pada temuannya berikut ini : Shalat di ulang dalam Al-Qur’an sebanyak 5 kali. Bulan 12 kali. Hari 365. Lebih menarik lagi, Laut 32, Tanah 13. Laut + Tanah = 32 + 13 = 45. Laut 32/45 x 100 = 71.11111111%. Tanah 13/45 x 100 = 28.88888889%. Laut + Tanah 100.00%. Sains modern baru saja membuktikan bahwa air menutupi bumi 71.111% dari permukaan bumi, sedangkan daratan hanya 28.889% dari permukaan bumi (Arie Wijayanto, 2004 : Keajaiban Al-Qur’an). Hal ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu berada dalam keseimbangan. Sebagai contoh fenomena terbesar, Allah menciptakan alam semesta berada dalam keseimbangan, yang salah satu di antaranya adalah keseimbangan bumi berotasi (berputar pada diri sendiri) dan berevolusi (berputar mengelilingi matahari) dengan kecepatan yang sangat tinggi yaitu mencapai 1600 km/jam kecepatan rotasinya dan 107.000 km/jam kecepatan revolusinya pada jarak 150.000.000 km dari matahari. Ada satu ‘Kekuatan’ yang luar biasa dahsyat, yang terus menerus menjaga keseimbangan Bumi berputar mengelilingi Matahari. Sekitar 5 miliar tahun lamanya Bumi terus berputar dengan kecepatan seimbang dengan gaya tarik Matahari. Seandainya ‘Kekuatan’ itu lengah sedikit saja, maka hancurlah Bumi kita, baik karena tersedot Matahari ataupun terlepas dari orbitnya. (Agus Mustafa, 2001: Ternyata Akherat Tidak Kekal ). Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala ciptaan-Nya. Dalam QS. Al-Mulk : 3 Allah berfirman : ”Dia yang telah menciptakan 7 langit bertingkat-tingkat. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah sesuatu yang tidak seimbang?”

Manusia adalah makhluk Allah yang sempurna ciptaannya, ia diberi akal, hati, dan fisik yang sempurna, di mana ketiganya merupakan unsur yang di susun dengan penuh keseimbangan, sebagaimana firman-Nya, QS. Al-Infithaar : 7, ”Yang menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang”. Oleh karena itu, dengan keseimbang susunan tubuh manusia dan juga segala ciptaan-Nya yang lain, maka terdapat hikmah di balik keseimbangan tersebut, yaitu Allah secara tidak langsung membimbing kita bagaimana kita bisa mempunyai keseimbangan antara ‘Aqliyah, Ruhiyah dan Jasadiyah, sehinnga kita bisa merasakan indahnya kehidupan sebagaimana indahnya keseimbangan alam sebagai tanda kekuasaan-Nya.

Fenomena yang menakjubkan yang di temukan oleh Dr. Tariq Al Swaidan, menunjukkan bahwa dengan mengulang beberapa ayat sebagaimana pula lawannya berarti Allah membimbing kita untuk bisa menjadi orang yang pandai menjaga keseimbangan, seperti menyebut nama Iblis sebanyak 11 kali, begitu pula dengan meminta perlindungan dari godaan Iblis sebanyak 11 kali. Secara tidak langsung Allah mengajarkan kita bagaimana kita bisa berlindung dari godaan Iblis yang selalu menggoda dan merusak keseimbangan ruhiyah kita sampai akhir kiamat nanti. Adapun keseimbangan ‘aqliyah, Allah telah menyebutkan dalam QS. Al-Mujadalah : 11, bahwa Allah akan mengangkat derajad orang-orang mu’min yang mempunyai kekuatan ‘aqliyah (ilmu pengetahuan). Sedangkan keseimbangan jasadiyah telah di jelaskan pada hadist Nabi SAW. ”Mu’min yang kuat lebih di sukai Allah dari pada mu’min yang lemah”, dan dalam pepatah Arab juga di katakan bahwa ”Al-‘aqlussaalim fil jismissaalim”, akal yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat.

Dari fenomena di atas, dapat kita simpulkan bahwa hikmah di balik keseimbangan adalah sebuah tanda kekuasaan Allah yang dapat kita jadikan motivasi untuk melakukan sebuah proses perubahan menuju keseimbangan antara ‘Aqliyah, Ruhiyah dan Jasadiyah, sehingga kita bisa merasakan indahnya kehidupan di bawah kasih sayang-Nya.
Wallaahu A’lam…
(By: Handy AFi2*)

0 komentar:

Posting Komentar