Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Archives

Kamis, Agustus 20, 2009

Matematika Lafadz "Allahu Akbar" dalam Sholat

“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al Israa’ : 78)

Demikianlah Allah swt telah menjadikan ibadah sholat sebagai satu amalan wajib bagi seluruh umat Islam. Ayat di atas merupakan perintah untuk melaksanakan sholat fardhu lima waktu, yaitu sholat Isya, Shubuh, Dhuhur, ‘Ashar, dan Maghrib. Kelima sholat tersebut merupakan rangkaian sholat wajib yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam yang beriman kepada Allah swt.

Selain harus melaksanakan sholat fardhu lima waktu yang wajib tersebut, umat Islam juga diperintahkan untuk melaksanakan berbagai macam sholat sunnah, yang berfungsi untuk menyempurnakan amalan sholat-sholat fardhu. Salah satu sholat sunnah yang diperintahkan adalah sholat sunnah rawatib, sebagaimana banyak terdapat pada hadits-hadits Rasulullah saw. Sholat sunnah rawatib merupakan salah satu jenis sholat sunnah yang dikerjakan ketika sebelum atau sesudah melaksanakan sholat-sholat wajib atau sholat fardhu.

Setelah dikaji dan diteliti oleh para ahli ilmu matematika, ternyata perintah sholat fardhu dan sunnah rawatib ini mengandung rahasia dan makna yang besar bagi orang-orang yang berfikir.

Sholat sunnah rawatib yang dilaksanakan sebelum sholat fardhu disebut dengan sholat sunnah Qobliyah, sedangkan sholat rawatib yang dikerjakan sesudah mengerjakan sholat fardhu disebut dengan sholat sunnah Ba’diyah. Sedangkan mengenai kesunahannya, sholat sunnah rawatib ada yang hukumnya sunnah muakkad, ada pula yang sunnah ghoiru muakkad. Sholat sunnah rawatib dikerjakan sebanyak dua rakaat atau ada juga yang dilakukan sebanyak empat rakaat. Dibawah ini pembahasan sederhana mengenai sholat sunnah rawatib.

SHOLAT SUNNAH RAWATIB:

Sholat Rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi sholat fardu. Sholat sunnah rawatib ini diantaranya adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu:

a) Sebelum shubuh dua rokaat
b) Sebelum dhuhur dua rokaat
c) Sesudah dhuhur dua rokaat
d) Sebelum asar dua rokaat
e) Sesudah maghrib dua rokaat
f) Sebelum isya dua rokaat
g) Sesudah isya dua rokaat

“Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Dua rakaat fajar (qabliyah subuh) itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar ra berkata, "Aku menjaga 10 rakaat dari nabi saw: 2 rakaat sebelum sholat Dhuhur,2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah sholat Maghrib, 2 rakaat sesudah sholat Isya dan 2 rakaat sebelum sholat Shubuh. (HR. Muttafaqun ‘alaih)

“Dari Abdillah bin Umar, ia berkata: ‘Saya ingat mengenai Rasulullah SAW mengerjakan shalat dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh.” (H.R. Bukhari Muslim)

Dari Abdullah bin Mughaffal Radhiallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:“Antara dua adzan itu ada shalat sunnah! Antara dua adzan ada shalat sunnah!.” Ketika beliau bersabda ketiga kalinya, maka sabdanya diteruskan dengan, “bagi siapa saja yang menghendakinya.”(HR. Bukhori)

(Dalam hadits ini disebutkan adzanaini (dua adzan) ibnu hajar Al Atsqolani menjelaskan yg dimaksud adalah Adzan dan Iqomah:fathul baari 2/431 demikian pula An-Nawi dlm syarah Muslimnya 3/190)

Hadits ini adalah umum, jadi semua sholat wajib memiliki Sunnah Qobliyah, yaitu setelah Adzah sebelum Iqomah. Termasuk setelah Adzan Isya' sebelum iqomah didirikannya sholat. Ini dikuatkan dengan Sabda nabi:

Dari Abdullah bin Zubeir bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada satu shalat fardu pun, melainkan pasti sebelumnya ada dua rakaat sunah.” (HR. Shahih Ibnu Hibban, Juz. 10, hal. 385)

Dalam riwayat yang lain disebutkan, dari ‘Amr bin ‘Abasah radliyallaahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda : “…..Jika bayangan telah condong (waktu zawal), maka kerjakanlah shalat, karena shalat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri (oleh para malaikat). Hingga engkau mengerjakan shalat ‘Ashar. Setelah itu, janganlah engkau shalat hingga matahari terbenam. Karena matahari terbenam di antara dua tanduk syaithan. Pada saat itu, orang-orang kafir sujud padanya” (HR. Muslim nomor 832).

Dari Abu Salamah bahwasannya ia bertanya kepada ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa tentang dua sujud (maksudnya : dua raka’at) yang dilakukan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi waallam ba’da Ashar. Maka ‘Aisyah menjawab : “Beliau biasa shalat dua raka’at sebelum ‘Asar, namun kemudian beliau dibuat sibuk atau beliau lupa mengerjakannya. Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam mengerjakannya (yaitu menggantinya) ba’da ‘Asar dan menetapkannya. Dan adalah beliau apabila biasa mengerjakan suatu shalat maka beliau menetapkannya”. Telah berkata Yahya bin Ayyub (perawi hadits) : Telah berkata Isma’il : “Yaitu mendawamkannya (= selalu mengerjakannya)”.

Dari Ummu Salamah radliyallaahu ‘anhaa ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dibuat sibuk atas satu urusan sehingga tidak sempat mengerjakan shalat dua raka’at sebelum ‘Asar. Maka beliau mengerjakannya setelah ‘Ashar” (HR. An-Nasa’i dalam Al-Mujtabaa’ nomor 580; hasan shahih).

Dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa ia berkata : “Dua shalat yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam di rumahku dalam keadaan apapun yaitu : Dua raka’at sebelum Fajar/Shubuh dan dua raka’at setelah ‘Asar” (HR. Bukhari nomor 566-567 dan Muslim nomor 835).

Note: Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat sunnah ba’da ‘Asar sebagai ganti shalat sunnah dua raka’at ba’da Dhuhur atau dua raka’at qabla (sebelum) ‘Ashar.

Dari beberapa hadits diatas, ada 7 waktu sunnah rawatib yaitu: Sebelum shubuh, sebelum dhuhur, sesudah dhuhur, sebelum asar, sesudah maghrib, sebelum dan sesudah isya masing-masing dua rokaat. Jadi kalau kita hitung banyaknya jumlah lafadz "Allahu Akbar" yang diucapkan dalam sholat Fardhu (Wajib) dan sunnah rawatib:

1. Jumlah ucapan "Allahu Akbar" dalam Sholat 5 Waktu:
1. Jumlah ucapan "Allahu Akbar" dalam Sholat Rawatib:
Kalau kita jumlahkan banyaknya ucapan Allahu Akbar pada Sholat Wajib = 94 dengan banyaknya ucapan Allahu Akbar pada Sholat Sunnah Rawatib = 77 maka hasilnya adalah 94 + 77 = 171, sedangkan 171 hasil kali 9 x 19 = 171, dimana angka 9 adalah angka ganjil tertinggi diantara angka ganjil dari 1 s/d 9 dan 19 adalah banyaknya huruf pada kalimat "Bismillahirrahmanirrahim". Allah menyukai yang ganjil serta memerintahkan kita untuk menyebut nama-Nya setiap beraktifitas supaya yang kita lakukan tidak sia-sia temasuk sholat (9 x 19 = 171).

Marilah kita kaji ulang angka 171 hasil penjumlahan ucapan "Allahu Akbar" pada sholat wajib dan sunnah rawatib.
9 x 19 = 171, dimana bilangan 9 adalah lambang 100% sehingga:
* Sholat Wajib = 94/171 x 100% = 55%
* Sholat Rawatib = 77/171 x 100% = 45%
Maka Sholat Fardhu jika diikuti sunnah Rawatib hasilnya 55% + 45% = 100%.

Oleh sebab itu kenapa Rasulullah sangat menekankan bahkan kalau seandainya tidak memberatkan pada ummatnya, niscaya ia akan memerintahkan sholat sunnah rawatib untuk dilakukan, tiada lain karena keutamaan yang sangat besar dari sholat sunnah rawatib tersebut.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Qs. Al-Mukminun ayat 1-2 ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang shalat (yaitu), orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya”. Dan di ayat lain Allah juga berfirman: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” ( Qs. Al-Baqarah ayat 45).

Kemudian Allah juga mengancam orang-orang yang malas dalam sholatnya, sebagaimana Firman-Nya, Qs. An-Nisa ayat 142: ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah pasti akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud ria (dengan shalat) dihadapan manusia dan mereka tidak menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali”.

Kemalasan adalah musuh terbesar kita dan ia akan mencelakakan kita. "Malas" untuk mendirikan sholat perlahan-lahan akan mengantarkan kita pada "kelalaian". Kelalaian akan menyebabkan "kecelakaan". Inilah yang disebut pada surat Al-Ma'un "Kecelakaan bagi orang-orang yang sholat, yang lalai dari sholatnya". (Surat ke 107).

(By: Handy-Ans)

0 komentar:

Posting Komentar