Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Archives

Sabtu, Agustus 22, 2009

Puasa dalam Perspektif Sains (Rev. 2)

Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu melainkan lapar dan haus (Al-Hadist)

Kalau kita lihat hadist ini dalam realitas masyarakat pada umumnya, mereka banyak yang melaksakan puasa tapi justru dengan puasanya mereka sering malakukan sesuatu yang justru merusak pahala puasanya dan bahkan sampai menggugurkan kewajiban yang lain. Suatu missal, banyak diantara mereka yang menyalahgunakan sebuah hadist "Naumus-sho'im Ibaadah", bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Padahal kalau kita teliti Hadist tersebut, hadist ini tidak bisa di jadikan Hujjah karena termasuk hadist yang lemah dan bahkan dho’if. Dan di antara contoh yang lain adalah banyak di antara orang yang bepuasa yang karena saking nyenyaknya tidur setelah sahur sampai melupakan shalat subuh alias subuhnya jamak dengan dhuha.

Puasa merupakan salah satu traning yang Triner utama adalah Allah SWT, “As-Shoumu Lii wa Ana Ajzii Bihi”, Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya (Al-Hdist).

Hadist di atas menunjukkan bahwa kita telah mendapat trining spesial dari Allah dengan adanya bulan Ramadhan, yang dengan training itu orang banyak mendapat suatu keajaiban yang tiada pernah di rasakan sebelumnya.

Para saintis muslim setidaknya mengetahui bagaimana puasa yang benar, baik dalam tinjauan kesehatan ataupun beberapa rahasia di balik puasa dalam tinjauan ilmiah, sebagaimana contoh kecil di bawah ini :

Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Orang-orang yang melaksanakan puasa dalam bulan Ramadan dapat diibaratkan sebagai sebuah mobil yang menjalani perbaikan (reparasi) besar-besaran (turun mesin). Ramadan dikatakan bulan suci yang penuh berkah (energi dan rezeki) dan ampunan (penyembuhan). Kalau kita tinjau secara ilmiah, Tuhan menurunkan malaikat-malaikat ke bumi dapat diartikan sebagai memberikan energi baru kepada sistem kehidupan di muka bumi. Energi ini berupa radiasi (penyinaran) matahari yang penyebarannya secara meluas sehingga memberikan hawa segar kepada kehidupan. Penyinaran ini terjadi sepanjang bulan Ramadan. Puncak penyinaran terjadi pada malam Qadar, mungkin tatkala terjadi transit antara planet-planet dengan matahari.

Malam Qadar lebih baik dari seribu bulan. Kalau kita renungkan kata-kata ini secara logis, kelihatan bahwa Tuhan mengevaluasi dan memperbaiki sistem kehidupan di bumi ini bukan hanya setiap satu tahun sekali, melainkan pula dilakuakn dalam setiap seribu bulan sekali. Seribu bulan sama dengan kira-kira 83 tahun. Bedanya dengan kejadian pada malam Qadar, pada tiap seribu bulan sekali selain terjadi perbaikan sistem kehidupan juga terjadi perombakan secara besar-besaran, yang kadang-kadang berupa bencana besar seperti gempa, ledakan gunung berapi, badai dan topan, gelombang pasang, dan gelombang panas.

Secara ilmiah, ini terjadi disebabkan juga oleh gravitasi secara radiasi matahari yang sebenarnya terpusat ke muka bumi, yang kadang-kadang dapat menimbulkan pembakaran, diperkirakan seperti terjadi di daerah Tunguskha Siberia pada tahun 1908. Akibat perbesaran radiasi matahari dapat memecahkan planet-planet menjadi batu-batu meteor. Batu-batu meteor ini dapat berjatuhan di muka bumi. Batu-batu itu dapat dipakai Allah untuk membinasakan kaum durhaka di zaman Nabi Luth di negeri Sodom dan Gomorah. Di samping batu-batu yang berjatuhan juga mereka dihantam oleh ledakan-ledakan petir yang membakar hangus, mereka musnah tanpa kesempatan untuk mengelak dan mendebat.

Ancaman yang demikian senantisa tersedia untuk setiap bangsa yang durhaka, yang tidak peduli dengan larangan Tuhan lagi. Hanya Allah yang dapat menentukan bangsa durhaka mana yang akan disiksanya di muka bumi ini. Tentara gajah di zaman sebelum kelahiran Muhammad saw., telah dimusnahkan oleh batu-batu panas yang berjatuhan, musnah bagaikan debu kering karena mereka akan meruntuhkan Kakbah di Mekah dan mereka menentang agama Ibrahim. Simpulannya, pada bulan Ramadan terjadi perbaikan sistem kehidupan tanpa hukuman. Mudah-mudahan bangsa kita tidak menjadi kaum durhaka yang akan mendapat siksaan.
Di samping itu saintis muslim juga harus bisa memahami puasa dari sisi sains tapi juga dari sisi agamanya. Suatu misal :

Hal yang perlu diperhatikan dari aspek gizi seimbang agar tubuh tetap bugar saat berpuasa antara lain:

* Kuantitas dan kualitas makanan pada waktu sahur dan buka puasa harus baik dan bergizi seimbang. Namun, jangan diartikan hanya sekadar pemindahan jadwal makan dari siang ke malam hari. Karena itu, makan sahur secukupnya, tidak melebihi kuantitas makan siang di luar puasa. Bersahurlah kira-kira setengah jam menjelang imsak, agar keperluan gizi tubuh selama siang hari minimal terpenuhi.
* Mulailah buka puasa dengan makanan yang manis, seperti kurma, aneka kolak, atau es buah. Hal itu akan memulihkan gula darah dan tidak mengagetkan alat pencernaan. Makanlah kue 2-3 potong ukuran sedang setelah salat magrib. Makan menu utama buka puasa sebaiknya dilakukan setelah salat tarawih.
* Minumlah air dalam jumlah cukup saat buka puasa, selingan pada malam hari, dan sahur. Dengan demikian, keperluan tubuh akan air sekitar 1,5-2,0 liter per hari tetap dapat terpenuhi.
* Atur dan sesuaikan aktivitas kegiatan kerja siang hari dengan kondisi tubuh. Sebab, aktivitas fisik yang normal, seperti melaksanakan tugas di kantor atau pekerjaan rumah tangga, berkebun, dan olahraga ringan, akan membakar simpanan energi dan hal itu akan membuat tubuh tetap segar. Olahraga ringan sebaiknya dilakukan pada sore hari, saat tubuh dalam "puncak kepayahan" menjelang buka puasa.
* Aturlah waktu istirahat. Usahakan tidur beberapa menit pada siang hari, saat tubuh merasakan kantuk yang berat. Hal itu dapat membantu memulihkan kesegaran tubuh dan melancarkan proses berpikir. Hindari banyak duduk diam, malas-malasan, atau tidur terlalu lama. Sebab, hal itu justru akan membuat tubuh semakin lemas dan loyo.

Dengan melaksanakan anjuran gizi tersebut, kita akan dapat menyegarkan tubuh pada batas minimal saat puasa Ramadan. Tidak usah khawatir berpuasa, karena hal itu tidak mengurangi kualitas sperma individu yang melaksanakannya.

By: Handy_Ans

0 komentar:

Posting Komentar